Jumat, 12 September 2008

“ML”, Making eLu Sengsara



“Sayang, tenang aja koq. Ntar aku bakalan tanggung jawab dech masalah ini. Yang penting, aku mau nunjukin rasa sayangku yang begitu besarnya ama kamu. Kamu kemaren nanyain bukti kan??? Ini aku mau ngasih bukti. Ayo donk sayang!”
Ngeliat cuplikan cerita kayak gini. Apa sich yang ada di dalam benak kalian semua??? Hmmm… Jawabannya dari kalian pastinya beragam. Ada yang pro dan juga kontra. Penulis yakin neeh jawaban kalian semua banyak yang gak ngedukung. Kayaknya banyak yang bilang kayak gene neeh. “Iiih kurang ajar banget tuch cowok. Kalo gue sich gak bakalan kemakan dengan kata-kata kayak gitu.”
Cuplikan cerita kayak gitu kayaknya realita dech. Kita bisa lihat sendiri dech di sekeliling kita, bisa juga dilihat dari media cetak maupun elektronik, cerita-cerita kayak gini udah sering banget terjadi. Jangan aja ampe terjadi ama kita ya. Amieen.
Ini merupakan salah satu contoh dari Kenakalan Remaja. Dipastiin, gak bakal ada untungnya apabila kita ngelakuin hal kayak gini. Udah banyak kan contohnya. Aku ambil contoh neeh dari kehidupan pribadi penulis. Sewaktu aku masih berada di Sekolah Menengah Pertama pada level kelas terakhir, aku musti kehilangan dua orang teman cewekku. Keduanya langsung putus sekolah, gak sempat lagi buat ngenikmatin indahnya masa tamat SMP. Karena apa semuanya? Gak jauh beda dech ama kisah di awal tadi, temen-temen aku udah terisi perutnya dengan seonggok janin. Yang lebih parahnya lagi, cowok yang ngelakuin itu masih belum tamat sekolahnya, belum punya kerjaan pastinya, secara hidup aja masih sangat bergantung ama orang tuanya. Nah lho, kalo udah kayak gini mau dikasih makan apa. Kasihan kan sama ortu-ortu kita. Yang lebih ironis lagi, kabar yang aku dengar sekitar belum sampai setahun setelah pernikahan mereka. Mereka udah hidup sendiri- sendiri lagi (Cerai). Nah, menambah susah orang tua kita kan. Apalagi kalo si cowok gak mau tanggung jawab. Terus janinnya tadi digugurin. Dosa yang ditanggung jadi berlipat ganda dech. Apakah ini target yang ingin dicapai?
Untuk itu teman-teman, secuil pun gak ada gunanya kalo kita ngelakuin hal kayak gitu. Gak bakalan ada gunanya. Gak bakal dan gak bakal. Malah, kita hanya menambah beban orang tua saja dan tentunya membuat aib di keluarga. Kita gak mau kan kalo sampai terjadi kayak gitu. Kita semua masih punya impian dan masa depan kan? Untuk itu, raihlah masa depanmu itu supaya orang tua kita dapat bangga terhadap prestasi yang telah kita raih. Kita ingin melihat kedua orang tua kita menangis akibat prestasi yang kita capai bukan menangis akibat kesalahan fatal yang kita lakuin.
Marilah teman-teman kita singsingkan lengan baju, tolak free sex dan berbagai macam jenis kenakalan remaja lainnya karena semuanya akan membuat kita menjadi sengsara. Lebih baik kita isi masa remaja dengan lakuin hal positif supaya orang tua kita dapat menangis bangga.

KEPEDULIAN REMAJA TENTANG KEMANUSIAAN

Remaja peduli kemanusiaan. Apa enggak salah tuh ?
Emang harus ya sebagai remaja kita peduli tentang kemanusiaan ?

Dunia saat ini dihadapakan pada banyak masalah-masalah yang sangat serius, dan diantaranya adalah masalah kemanusiaan. Yaitu masalah kepedullian terhadap sesama, masalah saling menghargai dan menghormati. Dalam keadaan yang sangat kritis seperti ini tak banyak yang peduli bahkan sadar akan masalah ini, apa lagi mau mengatasinya.
Kita lihat saja negara Amerika Serikat yang membor-bardir negara Irak, yang menyebabkan banyaknya anak-anak dan ibu-ibu serta warga sipil tak bersalah menjadi korban. Atau di Indonesia sendiri, yang kita hadapi yaitu banyaknya terjadi kelaparan dan kemiskinan yang setiap tahun meningkat. Sementara para pejabat menikmati uang rakyat tanpa memikirkan nasib rakyat, hal ini terbukti dengan banyaknya para koruptor yang tertangkap.
Maka dari itu sudah selayaknya sebagai ganerasi muda yang menjadi harapan bangsa dan dunia, serta sebagai ganerasi muda yang berpikir untuk memperhatikan masalah ini.

Tapi apa mungkin ya ? Bukankah di mata orang-orang dewasa, remaja adalah pembuat masalah. Tidak mungkin ini adalah alasan dari tidak mau. Bahkan justru pendapat orang dewasa yang salah inilah yang harus kita buang. Salah satu caranya kita tunjukkan bahwa remaja juga peduli terhadap masalah kemanusiaan. Karena kita sebagai manusia biasa merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, maka kita tidak bisa lepas dari peduli tentang kemanusiaan. Saling ketergantungan ini ada yang kita sadari dan ada yang tidak kita sadari. Yang kita sadari contohnya kita membutuhkan orangtua, guru sebagai seorang pelajar, teman bermain dan lain-lain. Sedangkan yang tidak kita sadari contohnya penjahit pakaian yang kita pakai, saat kita ingin ke sekolah dan sepeda motor kita rusak maka kita naik angkot, dan lain-lain.
Dari buku yang pernah saya baca yang berjudul “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual The ESQ Way 165” karangan Ary Ginanjar Agustian, menyebutkan bahwa “ berdasarkan penelitian dari banyak organisasi dunia yang berjalan di bidang kemanusiaan mengatakan tingkat kepedulian tentang kemanusiaan di dunia saat ini sangat minim, sehingga menjadi masalah yang serius. Untuk mengantisipasi masalah ini banyak pula organisasi yang berusaha mengatasi dan menyelesaikan masalah ini, tapi mengalami kesulitan karena tidak tahu faktor penyebab masalah ini. Tapi berdasarkan kesimpulan Ary Ginanjar, letak penyebab masalah ini adalah rendahnya EQ (Emotional Quotient)dan SQ (Spiritual Quotient). Karena manusia lebih banyak menggunakan IQ (Intelektual Quotient) yang padahal inilah yang lebih mengarahkan manusia pada kehancuran. Maka dari itu kita harus mengimbangi IQ dg EQ dan SQ bahkan meningkatkan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) kita.
Dari beberapa alasan yang sudah kita baca, berarti peduli tentang kemanusiaan itu sangat penting demi menjaga kedamaian hidup antar umat manusia.

Kamis, 11 September 2008

REMAJA PEDULI TENTANG LINGKUNGAN

Remaja, remaja, lagi-lagi remaja.
Kenapa yang disorot selalu remaja ?
Ya jelas dong generasi muda kan adalah penerus bangsa.
Ngambil dari kata-kata orang bijak nih “jika ingin melihat masa depan suatu bangsa, lihatlah generasi mudanya”. Nah remaja kan juga termasuk generasi muda penerus bangsa. Kita enggak mau kan kalau negara kita memiliki masa depan yang jelek, makanya kita harus peduli dengan lingkungan kita.
Lho kok peduli lingkungan, apa hubungannya sih ?
Ya jelas ada dong.
Sekarang dunia lagi hebohnya dengan masalah lingkungan terutama dampak dari Global Warming yang dirasakan oleh seluruh dunia. Sudah banyak yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini dari berbagai Negara, bahkan membentuk kerjasama dengan negara lain. Tapi sampai saat ini usaha itu belum menunjukkan hasil yang maksimal. Inilah salah satu contoh dari akibat perbuatan manusia sendiri.
Di Negara kita sendiri “Indonesia” keadaan lingkungan sudah gak dapat lagi diperkirakan. Banjir, gempa, kemarau, dan bencana lain sudah tak bisa lagi diprediksi karena lingkungan sudah tak lagi bersahabat. Dan bencana yang paling jelas, yang sampai sekarang belum selesai yaitu Lumpur Lapindo yang sudah menyengsarakan masyarakat. Ini jelas masalah masalah lingkungan yang serius. Tapi banyak manusia yang tidak sadar dan peduli dengan keadaan lingkungan yang sudah rusak seperti ini. Kalau bencana sudah terjadi baru ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya, tapi tak pernah ada tindakan untuk mencegahnya sebelum terjadi. Inilah kebanyakan pemikiram masyarakat kita.
Nah, melihat dari dua masalah tadi tugas kita sebagai remaja yang peduli tentang lingkungan harus memperhatikannya. Kita harus berusaha untuk mencegah agar lingkungan kita yang sudah rusak ini tidak menjadi lebih parah. Caranya minimal kita tidak memperparah keadaan lingkungan. Atau kalau bisa kita membuat organisasi yang peduli terhadap lingkungan, atau ikut bergabung dengan organisasi yang peduli lingkungan yang sudah ada.
Makanya kita sebagai remaja yang ingin merasakan lingkungan yang sehat harus peduli tentang lingkungan, minimal lingkungan sekitar kita. Kita tunjukin dong sama semua orang kalau kita tu juga peduli tentang lingkungan, bukan hanya bisa merusak lingkungan. Kalau bukan kita yang peduli, kan siapa lagi yang akan peduli dengan lingkungan, ya enggak ?.

Mengungkap Mitos Seks

Remaja bicara seks? Ini bukan sesuatu yang baru lagi. Tetapi sumber informasi seks yang benar memang masih belum banyak diketahui, atau kalaupun ada, remaja masih kesulitan untuk mengaksesnya. Sehingga yang banyak beredar adalah informasi-informasi yang tidak tepat tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja.
Banyak sekali mitos-mitos yang masih dipercaya, yang bisa jadi membawa remaja makin jauh dari jangkauan informasi yang benar tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi, termasuk aktivitas seksual yang sudah dijalani oleh sebagian remaja. Bisik-bisik diantara remaja soal lutut yang kopong dan cara jalan yang bisa menggambarkan status keperawanan, sudah sering kita dengar. Semua itu kok bisa ya dipercaya oleh remaja kita?
Berikut ini adalah sebagian mitos-mitos seksualitas yang banyak beredar di sekitar remaja kita hasil dari inventarisasi lembaga KISARA (Kita Sayang Remaja) dan mungkin juga menjadi pendapat kita selama ini:
1.Berhubungan seks dengan pacar merupakan bukti cinta.
Faktanya, berhubungan seks bukan cara untuk menunjukan kasih sayang pada saat masih pacaran, melainkan karena disebabkan adanya dorongan seksual yang tidak terkontrol dan keinginan untuk mencoba-coba. Rasa sayang kita dengan pacar bisa ditunjukkan dengan cara lain.
2.Hubungan seks pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
Faktanya, tidak selalu hubungan seks yang pertama kali itu keliahatan berdarah. Apabila komunikasi seksual terjalin dengan baik dan hubungan seksual dilakukan dalam keadaan siap dan disertai foreplay yang cukup bisa tidak memunculkan adanya perdarahan.
3.Loncat-loncat setelah berhubungan seks tidak akan menyebabkan kehamilan.
Faktanya, ketika spermatozoa sudah memasuki vagina, maka spermatozoa akan mencari sel telur yang telah matang untuk dibuahi. Loncat-loncat tidak akan mengeluarkan spermatozoa. Jadi, tetap ada kemungkinan untuk terjadinya pembuahan atau kehamilan.
4.Selaput dara yang robek berarti sudah pernah melakukan hubungan seksual atau tidak perawan lagi.
Faktanya tidak selalu demikian. Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis yang dapat meregang dan robek karena beberapa hal. Selain karena melakukan hubungan seks, selaput dara juga bisa robek karena melakukan olah raga tertentu seperti naik sepeda dan berkuda. Karena itu, robeknya selaput dara belum tentu karena hubungan seks, malah ada juga perempuan yang sudah menikah dan berhubungan seks berkali-kali tapi selaput daranya masih utuh dan tidak koyak karena selaput daranya elastis.
5.Keperawanan dapat ditebak dari cara berjalan dan bentuk pinggul.
Faktanya, keperawanan tidak bisa dilihat dari bentuk pinggul atau cara jalan. Keperawanan kadang dipandang dari 2 sisi, bagi yang memandang dari sisi fisik saja (ini berkaitan dengan selaput dara), tapi hanya bisa diketahui melalui hasil pemeriksaan dokter. Jadi hanya dari pemeriksaan khususlah yang memungkinkan diketahuinya selaput dara robek atau tidak serta kemungkinan penyebabnya. Hanya saja keperawanan kembali lagi bukan cuma fisik. Kedua, dari sisi psikososial yang mengacu pada apakah seseorang perempuan sudah pernah melakukan hubungan seks atau belum. Ini sebaiknya yang dijadikan acuan, tetapi keperawanan bukan berarti segalanya di hari begini.
6.Dorongan seksual laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Faktanya, dorongan seksual merupakan hal yang alamiah muncul pada setiap individu pada umumnya dimulai saat ia menginjak masa pubertas (karena mulai berfungsinya hormon seksual). Dan ini sangat wajar dan seimbang baik pada laki-laki maupun perempuan. Faktor yang mempengaruhi dorongan seksual antara lain kepribadian, pola sosialisasi, dan pengalaman seksual. Dorongan seksual perempuan sering disebut-sebut lebih kecil dari laki-laki kerena lingkungan menganggap perempuan yang mengekspresikan dorongan seksualnya adalah perempuan yang “nakal atau kurang baik” , sementara laki-laki tidak pernah dipermasalahkan.
7.Perempuan yang berdada besar dorongan seksualnya besar.
Faktanya tidak seperti itu. Secara medis, tidak ada hubungan langsung antara ukuran payudara dengan dorongan seksual seseorang. Dorongan seksual itu ditentukan oleh kepribadian, pola sosialisasi, dan pengalaman seksual (melihat, mendengar, atau merasakan suatu rangsangan seksual).
8.Masturbasi bisa menyebabkan lutut kopong.
Faktanya, masturbasi tidak menyebabkan lutut menjadi kopong. Spermatozoa tidak diproduksi dan tidak disimpan di dalam lutut, melainkan di testis. Mungkin setelah masturbasi, biasanya timbul rasa lelah, karena masturbasi mengeluarkan banyak energi. Itulah yang membuat menjadi lemas, jadi bukan karena lututnya jadi kosong.
9.Sering masturbasi bisa membuat mandul.
Faktanya, secara medis masturbasi tidak menggangu kesehatan fisik selama dilakukan secara aman (tidak sampai menimbulkan luka atau lecet). Resiko fisik biasanya berupa kelelahan. Pengaruh masturbasi biasanya bersifat psikologis, seperti perasaan bersalah, berdosa dan kadarnya berbeda-beda bagi setiap orang. Kemandulan justru biasanya akibat dari IMS (infeksi menular seksual) atau penyakit lainnya seperti kanker atau karena sebab fisik lainnya misalnya kualitas sperma yang kurang baik.
10.Minuman bersoda akan dapat mempercepat selesainya menstruasi.
Faktanya, menstruasi adalah proses pendarahan yang disebabkan luruhnya dinding rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Sakit tidaknya atau lancar tidaknya menstruasi seseorang selain dipengaruhi oleh hormon juga dipengaruhi faktor psikis, bukan karena minum minuman bersoda.
11.IMS dapat dicegah dengan mencuci alat kelamin.
Faktanya tidak ada sabun atau desinfektan apa pun yang dapat mencegah IMS. Justru pada perempuan, jika mencuci bagian dalam vagina terlalu sering akan mempertinggi resiko terkena keputihan karena sabun dapat mengurangi kadar keasaman permukaan vagina yang sebetulnya berfungsi untuk membunuh kuman-kuman normal yang ada.
Mitos-mitos tersebut ternyata memang sudah hidup subur di masyarakat. Pengaruh mitos-mitos tersebut masih sangat kuat, bahkan juga di antara para remaja yang justru lagi giat-giatnya mencari informasi tentang seks dan kesehatan reproduksi. Banyak yang mempercayainya sehingga tidak jarang kita temui kasus-kasus yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi bermula dari keyakinan dari mitos-mitos tersebut. Hal itu terjadi karena tidak lengkapnya informasi tentang kesehatan reproduksi yang bisa diakses oleh remaja, baik melalui lembaga formal seperti sekolah, keluarga atau masyarakat pada umumnya.
Sekarang tergantung kepada diri remajanya masing-masing, karena mereka yang akan menjalaninya nanti. Apakah akan menelan mentah-mentah mitos tersebut ataukah akan mencermatinya lebih lanjut guna memastikan kebenarannya. Kalau kita masih terpengaruhi dengan mitos-mitos diatas, yang rugi ya diri kita sendiri. Dan bagi yang sudah mengetahui fakta yang sebenarnya, silakanlah tetap yakin dengan kebenarannya, jangan goyah. Bahkan cobalah ikut serta untuk menginformasikan fakta-fakta ini ke rekan-rekan remaja yang lainnya sehingga semakin banyak remaja yang mengerti dan makin bertanggung jawab dengan segala perilaku dan pilihannya.
………………,,,………………
Nah, itulah tadi mitos-mitos yang berkembang dan tumbuh subur di dalam masyarakat selama ini. Tinggal cara kita menyikapinya bagaimana setelah membaca uraian artikel tadi. Apakah kita hanya menelan mentah-mentah mitos tersebut atau dilakukan proses verifikasi terlebih dahulu. Tergantung sama kita pastinya.
Penulis punya saran neeh. Mau bagaimanapun bentuk mitos yang beredar luas yang penting kita sebagai remaja harus menjauhi dan mengajak orang lain untuk menjauhi yang namanya Kenakalan Remaja. Baik itu free sex, drugs, nge-Trek, rokok, miras, dan lain sebagainya serta ingat untuk selalu peduli pada lingkungan dan kemanusiaan supaya kita menjadi insan berguna dan berkepribadian luhur.
Ada satu wise word neeh:
“If you think you can, you can. If you think you can’t, you can’t” Jadi jika kamu berpikir bahwa kamu dapat menjadikan Indonesia lebih baik dan disegani oleh seluruh Negara di dunia, maka kemungkinan besar kamu dapat melakukannya.